Kisah Dua Orang Guru
By Harjito
Kisah ini fiktif semata. Nama tokoh dalam kisah ini hanyalah nama rekaan. Jika ada keasamaan bukan kesengajaan
Di sebuah sekolah ada dua orang guru Pak Arman dan Pak Andi. Beliau berdua kebetulan mengajar mata pelajaran kimia tetapi mengajar di kelas yang berbeda.
Pak Arman adalah pribadi yang ramah. Penampilannya rapi dengan hem lengan panjang, sepatu kulit. Dia selalu stylist, dan sangat disukai oleh siswa.
Ketika di depan kelas, Pak Arman sangat piawai dalam menjelaskan materi. Sangat runtut, detil. Iwan, salah satu murid pak Arman sangat suka dengan penjelasan Pak Arman. “Wah., Pak Arman hebat sekali, apa yang diajarkan persis dengan yang ditulis di buku. Dan penjelasannya selalu keluar di ulangan”.
Karena Iwan anak yang selalu memperhatikan penjelasan guru, makin lama Iwan makin merasa tidak perlu membaca buku, karena penjelasan yang disampaikan Pak Arman sangat jelas baginya. Dia tidak menemukan hal-hal lain sehingga merasa tidak perlu membaca bukunya.
Setelah kelulusan, Iwan berhasil meraih nilai yang sangat tinggi di pelajaran yang diajar Pak Arman, meskipun tanpa membaca buku pelajarannya.
Di kelas yang berbeda, Pak Andi aalah sosok dengan penampilan sederhana. Bahkan bisa dibilang tidak terlalu memperhatikan gaya berpakaian. Dia berpikir, yang penting praktis dan nyaman digunakan.
Saat berada di kelas, tidak banyak yang dijelaskan oleh Pak Andi. Setelah menjelaskan seperlunya, dia memberikan contoh kasus, dan mempraktekkan bersama siswa untuk menyelesaikan masalah. Setelah itu dia berikan tugas yang harus dikerjakan oleh siswa-siswanya. Seringkali siswa harus susah payah membuka isi buku agar bisa menyelesaikan tugasnya.
Saat ulangan, seringkali soal yang ditanyakan berbeda dari buku. akibatnya murid-muridnya jarang sekali mendapatkan nilai yang tinggi.
Ima salah satu murid di kelas pak Andi, seringkali mengeluh. “Sulit sekali mengerjakan soal Pak Andi, saya harus susah payah agar bisa menyelesaikannya, tetapi meskipun begitu nilaiku tidak bisa sempurna. Padahal Iwan dulu sekelas denganku hanya rangking 3, sementara aku rangking 1, tapi nilaiku untuk pelajaran ini tidak pernah lebih tinggu dibanding nilai Iwan”.
Saat kelulusan, nilai Ima juga lebih rendah dari nilai Iwan. Sungguh berbeda apa yang dirasakan Iwan dan Ima mengenai gurunya pada pelajaran kimia.
Singkat cerita, beberapa waktu setelah kelulusan, Iwan dan Ima tanpa sengaja melamar kerja di sebuah perusahaan yang sama, yang bergerak dalam bidang kimia. Mereka sedang mempersiapkan diri mengikuti tes. Iwan sangat percaya diri, karena sangat yakin apa yang akan diujikan dia akan bisa menyelesaikan, karena semua sudah diajarkan Pak Arman. Lain halnya dengan Ima, karena dia merasa tidak banyak yang diajarkan Pak Andi, dia harus banyak membaca. Dan saat tes dia tetap merasa bahwa Iwan adalah saingan berat baginya.
Akhirnya tes pun berlangsung. Setelah tes usai, keduanya keluar dari ruangan. Hal yang terjadi di luar dugaan. Iwan yang saat masuk ruang dengan gagah sangat yakin akan bisa menyelesaikan tes, dia keluar dengan lunglai. Dalam hatinya dia berkata, “Apes benar, ternyata tesnya tidak pernah diajarkan Pak Arman”. Lain halnya dengan Ima, saat masuk dia cukup cemas, tetapi begitu keluar dia tanpak ceria. Meskipun apa yang diujikan tidak pernah diajarkan oleh gurunya, namun dia tetap bisa menyelesaiakan sesuai dengan cara-cara yang diajarkan oleh Pak Andi. Dalam hatinya berkata, “Maafkan saya Pak Andi, telah salah menilaimu”.
Tags:
Ikuti terus tutorial saya di e-Project dan channel
saya di